Bahasa Sunda memiliki beberapa kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, salah satunya adalah "cenah" dan "cekéng." Meskipun terlihat sama, keduanya memiliki arti dan penggunaan yang berbeda. Berikut penjelasan tentang arti kata "cenah" dan "cekéng" beserta contoh kalimatnya dalam bahasa Sunda:
1. Arti Kata "Cenah":
"Cenah" artinya adalah "katanya." Kata ini digunakan untuk melengkapi pembicaraan dalam bentuk kalimat langsung atau tidak langsung. Dalam bahasa Indonesia, "cenah" bisa diartikan sebagai "katanya," "dikatakan," atau "dalam kata lain."
Contoh Kalimat "Cenah" dalam Bahasa Sunda:
- "Cenah isuk manéh moal sakola, enya?" (Katanya besok kamu tidak akan sekolah, betul?).
- "Sakola téh cenah peré tilu poé." (Katanya sekolah libur tiga hari).
- "Jang ka imah cenah ceuk Bapa." (Jang ke rumah kata Bapak).
Catatan:
- "Ceuk" juga berarti "kata" dalam bahasa Sunda dan memiliki penggunaan yang mirip dengan "cenah," namun lebih spesifik sebagai penanda orang ketiga (Bapak, Ibu, dll.), orang pertama (saya), atau orang kedua (kamu).
2. Arti Kata "Cekéng":
"Cekéng" asal katanya dari "ceuk aing." Dalam bahasa Sunda, "aing" memiliki arti yang sama dengan "urang," "abdi," "pribados," "simkuring," "uing," dan "kaula." "Aing" adalah bahasa Sunda yang tergolong kasar dan berarti "saya" dalam bahasa Indonesia. Jadi, "cekéng" artinya adalah "kata saya."
Contoh Kalimat "Cekéng" dalam Bahasa Sunda:
- "Cokot cekéng oge." (Ambil kata saya juga).
- "Alim cekéng téh." (Kata saya juga tidak mau).
- "Cekéng téh énjing wéh." (Besok saja, kata saya).
Catatan:
- "Cekéng" termasuk dalam bahasa Sunda loma, sedangkan bahasa Sunda halusnya adalah "sangem abdi."
Perbedaan arti dan penggunaan kata "cenah" dan "cekéng" ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi dalam bahasa Sunda. Bahasa Sunda memiliki keunikan dan kekayaan dalam penggunaan kata-katanya, sehingga pemahaman yang baik akan sangat membantu dalam berinteraksi dengan penutur bahasa Sunda.
Related Posts
Memuat…